August 28, 2016

Dalam waktu kurang dari satu tahun, saya sudah merasakan banyak jenis perasaan yang sepertinya membuat saya cepat tua. Terlalu banyak, sampai bingung apa yang sebenarnya sekarang dirasa. Patah hati, jatuh cinta, patah hati (lagi, sial!), berharap banyak kemudian dikecewakan, bingung, gelisah, antusias, bersyukur, bahagia. Jelas emosi negatiflah yang paling menghabiskan energi saya. Se-menghabiskan-banyak-energi-itu. Dan saya tidak suka ketika Saya harus merasakan gelisah tidak jelas atas emosi negatif yang saya rasakan. Saya merasa hal-hal tersebut tidak penting untuk dirasakan (atau dipikirkan hal-hal yang memunculkan emosi negatif tersebut). Masih banyak hal lain yang lebih bermanfaat dan lebih penting, ditambah saya merasa menjadi lemah ketika merasakan emosi negatif. Saya tau bahwa kemampuan saya dalam mengelola emosi sangat baik, bahkan teman-teman saya mengakui hal tersebut. Tapi kali ini saya merasa tidak mampu, saya habis termakan oleh emosi negatif. Saya tahu betul saya akan terus begini kalau tidak mampu berdamai dan mengikhlaskan penyebab munculnya emosi tersebut. Bukan tidak mampu, belum mampu. Saya masih butuh waktu. 

Sambil berusaha berdamai dan ikhlas, saya harus belajar menerima apa yang saya rasa. Emosi negatif wajar dirasa. Saya hanya sedang menjadi manusia, yang bisa dan bebas merasakan apapun. 

"Your feelings are valid. You have every right to feel whatever emotion you want. You aren't being dramatic. You aren't over exaggerating. You are feeling. And that's okay". - Unknown

No comments:

Post a Comment