February 09, 2015

A Thought on A Sleepless Night

Mari anggap ini berlaku untuk manusia-manusia yang saling mengasihi.

Satu dari berbagai alasan manusia menikmati keberadaan dan kasih sayang yang diberikan manusia lainnya adalah karena mereka memiliki kesamaan. Mengapa kesamaan? Karena manusia-manusia lain yang memiliki kesamaan dengan diri kita akan memperkenankan diri kita untuk melakukan hal-hal yang kita minati, yang pada dasarnya mereka minati juga.

Mari anggap kesamaan ini menjadi alasan manusia-manusia tersebut saling mengasihi.

Akan tiba saatnya ketika mereka tidak begitu sama lagi. Tidak sepenuhnya berbeda, namun cukup membuat kewalahan. Kemudian manusia-manusia tersebut harus saling menyesuaikan, berbenah sana-sini. Tak jarang diripun tak menjadi diri sendiri.

Ada dua keadaan atas penyesuaian dan berbenah sana-sini yang terjadi. Pertama, memang sudah sewajarnya hal tersebut terjadi sebagai bagian dari proses saling memahami. Memahami bahwa tidak ada yang sepenuhnya sama. Paling tidak, menaikan atau menurunkan toleransi diri terhadap manusia lainnya tersebut. Jika penyesuaian yang dilakukan tidak meresahkan hati, tidak membuat diri bukan dirinya, that's fine. Kedua, penyesuaian dan berbenah sana-sini merupakan upaya untuk mempertahankan keyakinan diri bahwa manusia-manusia ini masih bisa selaras ketika kenyataannya tidak begitu. Ketika penyesuaian ini berubah menjadi memaksakan, meresahkan, membuat diri bukan dirinya, then it's not the right thing to do.

Sekarang, telaah bentuk penyesuaian mana yang sedang kita lakukan. Kemudian, telaah whether that's the right thing to do or not.

No comments:

Post a Comment